Jadi Tersangka Penganiaya Ade Armando, Penggembala Domba Ini Raib, Sang Ibu Terus Menangis

Abdul Latip warga Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat kini menghilang setelah ditetapkan jadi tersangka penganiaya Ade Armando, aktivis media sosial. Abdul latip yang di kampungnya dikenal sebagai penggembala domba tersebut terekam kamera ikut mengeroyok Ade Armando di Gedung DPR RI saat demo mahasiswa, Senin (11/4/2022). Setelah wajahnya terekam dalam insiden tersebut, foto diri dan alamat Abdul Latip viral.

Dalam poster yang beredar, Abdul Latip beralamat di Kampung Panaruban RT 07 RW 01, Kelurahan/Kecamatan Tegalbuleud, Sukabumi. Polda Metro Jaya pun membenarkan poster yang menampilkan wajah para terduga pelaku. Kapolsek Tegalbuleud AKP Deni Miharja mengatakan, hingga saat ini Abdul Latip sulit dihubungi, baik oleh keluarga ataupun kepolisian untuk mengetahui keberadaannya.

"Belum (ada kabar), mati (nomor HPnya) red) kata Deni saat dihubungi, Rabu (13/4/2022). Sebelumnya, Deni mengatakan, Abdul Latip benar warga Tegalbuleud dan alamatnya sesuai dengan poster yang beredar di media sosial. Tapi, berdasarkan pengakuan dari orang tuanya, Abdul Latip bukan seorang mahasiswa.

"Benar ya bahwa saudara yang berinisial A itu warga Tegalbuleud. Adapun status saudara A tersebut duda ya dan wiraswasta dia bukan mahasiswa," jelasnya. Deni mengatakan, awalnya Abdul Latip izin kepada keluarganya untuk pergi ke Surade menemui temannya. Orang tua Abdul Latip tidak mengetahui bahwa anaknya itu pergi untuk demo. "Keadaan orang tersebut pada hari Minggu dia bilang kepada keluarganya akan menemui temannya di Surade dan mungkin dari sana berangkat ke Jakarta.

Menurut informasi dari Surade benar dia ada yang mengajak ke Jakarta untuk demo, walaupun si A itu bukan Mahasiswa," terangnya. Diketahui, tak hanya nama Abdul Latip yang tersebar di media sosial disebut sebagai provokator penganiayaan terhadap Ade Armando dalam demo 11 April 2022 itu. Di poster yang beredar terdapat empat orang diduga pelaku pengeroyokan atau penganiayaan terhadap Ade Armando.

Staf Kecamatan Tegalbuleud, mengunjungi rumah Abdul Latip. Hasilnya, benar saja, Abdul Latip berangkat dari rumahnya di Sukabumi ke Jakarta pada Minggu (10/4/2022). Kasi Trantib Kecamatan Tegalbuleud, Denda Sudenda mengatakan, saat ditunjukkan foto dan video Abdul Latif di Gedung DPR RI sedang aniaya Ade Armando, orangtua Abdul Latip menangis. "Ibunya terus terusan menangis karena anaknya sampai kemarin belum pulang sudah seminggu," tutur Denda.

Foto dan video Abdul Latip juga sudah menyebar sampai ke ponsel warga di kampung itu sebelum Denda tiba menemui orangtua. "Bapak dan ibunya mengakui bila anak bungsunya pergi dari rumah Minggu pekan lalu, sampai kemarin belum pulang," katanya. Cerita orangtua, sehari hari, Abdul Latip seorang penggembala domba dan mengurus serta mencarikan rumput.

"Anaknya pendiam, hanya lulusan SD lalu SMP nya ikut paket B dan sempat mondok di pesantren di Kecamatan Kalibunder," jelas dia. Seminggu yang lalu, ia minta uang ke orangtuanya dengan alasan mau berangkat ke Jakarta bersama temannya. Oleh orangtuanya yang sehari hari bekerja penyadap kelapa hanya dibekali uang Rp 30.000.

"Minggu berangkat pagi, sampai saat ini lebih dari seminggu belum pulang juga. Saat saya berkunjung ke rumahnya, ibunya menangis terus ingin anaknya pulang," sambung Denda. Sementara itu Polda Metro Jaya memastikan Abdul Manaf tidak terlibat pengeroyokan Dosen Universitas Indonesia Ade Armando. Sebelumnya Abdul Manaf sempat disebut sebagai tersangka kasus pengeroyokan Ade Armando saat demo 11 April di Gedung DPR RI.

Namun, setelah diidentifikasi dan dialami Polisi memastikan Abdul Manaf tidak terlibat pengeroyokan Ade Armando. "Sekarang tim kami sudah bertemu dengan Abdul Manaf di Karawang, Jawa Barat. Setelah dilakukan pemeriksaan dan pendalaman di sana, ternyata Abdul Manaf dipastikan tidak terlibat dalam pemukulan dan pengeroyokan itu," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan saat dihubungi, Rabu (13/4/2022). Zulpan memastikan bahwa Abdul Manaf memiliki alibi yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Polisi juga telah menguji dan mengambil keterangan langsung dari Abdul Manaf. Sehingga, Abdul Manaf dipastikan tidak terlibat dalam pengeroyokan yang mengakibatkan Ade Armando mengalami luka parah. "Dia memiliki alibi, bahwa saat peristiwa itu terjadi dia tidak berada di Jakarta. Pada saat itu ia sedang di Karawang," kata Zulpan.

Disinggung soal beredarnya foto Abdul Manaf sebagai tersangka, Zulpan menjelaskan bagaimana hal itu bisa teridentifikasi. Saat melakukan pengenalan identifikasi dengan teknologi face recognition atau pendeteksi wajah yang dimiliki Polri, hasilnya sempat mengarah pada Abdul Manaf. Menurut hasil teknologi face recognition pada seseorang yang bertopi, teridentifikasi bahwa orang tersebut adalah 'Abdul Manaf'.

Tingkat kecocokan wajah saat itu mencapai 70 persen. "Memang dari face recognition yang kita miliki, tingkat kecocokan itu terhadap Abdul Manaf ini 70 persen. Jadi pada saat itu dia pakai topi tertutup dan hasilnya mengarah pada identitas yang bersangkutan," imbuhnya. Namun, saat polisi memeriksa Abdul Manaf, pihaknya memastikan yang bersangkutan tak terlibat dalam pengeroyokan Ade Armando.

"Kita sudah cek dengan berbagai investigasi yang kita lakukan. Dipastikan yang pada tanggal itu, pada jam itu ada di Karawang dan tidak ada di Jakarta. Jadi terbantahkan jika Abdul Manaf terlibat dalam insiden itu. Jadi sekarang kita lakukan pengejaran terhadap dua orang, tinggal Abdul Latip dan Ade Permana," kata Zulpan. Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengkonfirmasi telah mengidentifikasi enam orang pelaku pengeroyokan Ade Armando. Dari jumlah tersebut, tiga orang telah ditangkap, di antaranyaKomarudin dan Muhammad Bagja pada Selasa (12/4/2022) kemarin.

Serta atas nama Dhia Ul Haq yang ditangkap Rabu (13/4/2022) dini hari di Serpong, Tangerang Selatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *